Sleepy Queen
Assalamualaikum Wr. Wb.
Membaca biodata saya dapat menyebabkan muntah-muntah, sakit gigi, pusing dan boring berkepanjangan. Bila terlalu sering, bearkibat jatuh cinta stadium 4 ^-^. Bila terjadi gejala-gejala diatas, segera hubungi Dokter Hewan terdekat, hahahaha
Nama : Khoirin Nisa
TTL : Pemalang, 30 Mei 1996
Jabatan : Sleepy Queen
Hobi : Nge-jailin teman-teman :p
Idola : Gue sendiri donk!
Pesan : Woey.... ndi sandale aku !?
Kesan : kebersamaan Kita selalu membuat kebingungan-kebingungan yang membingungkan karena bingung apa yang di bingungkan sehingga terjadilah wajah bingung yang kebingungan dengan apa yang di bingungkan. (penulis pun bingung utk menulis)
Fb : Nisa si Qya's Angel
Imagine Queen
Hay......*lambaikan kolor ijo :D
Namaku Nadia Dwi Kartika, tapi biasanya orang-orang memanggilku dengan nama Tiffany, karena katanya wajahku mirip dengan Tiffany SNSD *plakkk, impian yang tak sampai*
hehehhe :) enggak ding, biasanya aku di panggil Tika. Ibuku melahirkanku pada hari Jum'at tanggal 1 Agustus 1996 :). Saat ini aku kelas XII di SMA Negeri 1 Comal Pemalang.
Hobiku adalah menuli, mencoret-coret apa saja, dan bahkan mencoret-coret tembok :D.
Tapi sayangnya, dari dulu itu aku pingin nulis di atas air, tapi koq nggak bisa-bisa ya.... (?)
Selain menulis, aku juga mengoleksi barang-barang yang berhubungan dengan Korea. Idolaku adalah 2PM. Itulah Boyband Korea yang badannya ada kotak-kotaknya :) *sixpect*
Jabatanku di Six queeners adalah sebagai Imagine Queen. Karena kebiasaanku yang suka mengkhayal. Tapi, kalau udah mulai mengkhayal setinggi langit, biasanya aku sering jatuh, terus galau deh.... hahaha
Kalau mau tau lebih lanjut tentangku boleh Nge-add Facebook ku
Atau bisa datang ke rumah aku, tapi aku juga lupa di mana alamat rumahku, jadi tanya saja sama Ayu Ting-ting *plakkk*abaikan*
The King & Six Queeners
Rabu, 17 Juli 2013
Kamis, 27 Juni 2013
Karena Aku Cinta Baginda Nabi
Bercerita tentang perjuangan hidup seorang remaja, HAMID, dan
keluarganya yang serba kekurangan namun selalu tabah dan sabar. Ia hidup
bersama ayahnya seorang tukang mengambil sampah yang sakit-sakitan, ibu
yang buta, dan dua adik perempuannya, IZZAH dan ALIYA. Dengan kejujuran
dan keteguhannya meneladani akhlak Rasulullah Saw., Hamid dan
adik-adiknya akhirnya menemukan balasan yang baik.
Hamid biasa membawa gerobak sampah mengambili sampah di rumah-rumah di
kotanya. Di sebuah rumah mewah, Hamid menemukan buku-buku yang dibuang
di tempat sampah. Ia sempat memastikan kepada satpam bahwa buku itu
tidak salah buang. Ternyata memang dibuang, maka Hamid mengambilnya dan
di bawa pulang untuknya dan adik-adiknya. Dari salah satu buku tersebut
ternyata ada sebuah diary cantik yang Izzah langsung gunakan untuk
menyalin puisi-puisi bikinannya.
Hamid dan adik-adinya harus menghadapi masa-masa susah. Ayahnya yang
jatuh sakit, tidak ada biaya berobat, hutang ayahnya yang terus ditagih,
rumah yang ditempati sudah lebih empat bulan belum dibayar sewanya
hingga terancam untuk diusir. Akhirnya sakit sang ayah yang sesungguhnya
tidak bisa disembunyikan setelah sang ayah muntah darah, dan setelah
Ustadzh Mustofa, Gurun Ngaji Hamid, menengok dan memaksa membawa ayah
Hamid ke rumah sakit. Maka diketahuilah penyakit Pak Rosid, ayah Hamid,
sesungguhnya yaitu kanker paru-paru. Secara medis umur Pak Rosid tidak
lama bertahan.
Pak Rosid, ayah Hamid akhirnya tak tertolong. Namun sebelum meninggal,
sempat berwasiat, bahwa dulu ayahnya punya tanah 2000 meter yang
dipinjam oleh temannya bernama Guntur Samaji untuk ikut pemilihan kepala
desa. Janjinya segera dikembalikan. Ternyata Guntur Samaji kalah. Tidak
jadi lurah. Dan tanah 2000 meter yang dipinjam Guntur tidak
dikembalikan. Sampai akhirnya Guntur menghilang. Hingga Rosid dapat
informasi bahwa Guntur kini jadi orang kaya di Bogor. Pak Rosid
berwasiat agar Hamid mendatangi Guntur dan meminta tanah itu.
Akhirnya setelah ayahnya wafat, Hamid disertai ustadz Mustofa
mendatangi rumah Guntur. Kedatangan Hamid yang minta pinjaman tanah
dikembalikan, ditanggapi sinis oleh Guntur. Guntur bahkan mengatakan
tidak kenal ayah Hamid. Atas prilaku Guntur, ibu Hamid, MARIYAM, meminta
agar Hamid menyerahkan semuanya kepada Allah.
Hamid tak kenal lelah sekolah sambil mencari biaya untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Karena kejujuran Hamid, ia ditawari menemani
orang Jepang yang menginap di sebuah villa di puncak. Suatu hari, Orang
Jepang itu dirampok dan nyaris mati kalau tidak karena jasa keberanian
Hamid melawan perampok. Akhirnya orang Jepang itu selamat, Hamid dan
adiknya mendapat hadiah berlimpah dari orang Jepang itu sekaligus
beasiswa.
Hamid sangat bersyukur atas segala karunia yang ia dapatkan. HAMID
selalu yakin bahwa semua kebaikan akan mendapatkan kebaikan. Dan semua
kebaikan yang ia lakukan karena ia sangat mencintai Baginda Nabi.
Rabu, 19 Juni 2013
Sabtu, 15 Juni 2013
Membuatmu jatuh cinta kepadaku, jauh lebih sulit daripada
membuatmu membenciku.
Aku bahagia, akhirnya kamu mau membuka hatimu untukuku,
walaupun hanya sedikkit celah yang kau buka. Aku percaya, suatu hari nanti kamu
akan membukakan pintu hatimu sepenuhnya untukku.
Kamu tidak dingin lagi. Kamu bisa bersikap hangat kepaddku.
Kamu menatapku lagi. Aku bahagia, sangat bahagia. Aku hanya bisa berharap, kamu
bisa lebih bersifat hangat lagi. Karena aku membenci sifatmu yang dingin.
Kamu juga tahu pasti, tidak akan ada api jika tidak ada yang
menyalakannya. Tidak mungkin semua orang bersikap seperti itu jika sikapmu juga
tidak begitu.
Aku tahu kamu melebihi dirimu sendiri. Bahkan tanpa kamu
ketahhui.
Bukan karena hatimu yang tidak bisa menerimaku. Tapi karena
kamu yang tidak mau berusaha menerimaku.
Jika mencintaimu aku tidak berhasil, lalu mengapa membencimu pun aku juga tidak berhasil?
Aku percaya padamu, bahkan ketika kamu mengatakan bulan itu
persegi aku akan tetap mempercayaimu.
Semakin aku mempercayai semua perkataanmu, semakin aku meyakini bahwa kamu itu bohong.
Yang ku tahu, menyukaimu hanya akan membuatku semakin sakit.
Kau bilang kau tak menyakitinya, tapi mengapa sikapmu itu selalu begitu terhadapnya? Kau bilang kau tak menyukainya, tapi mengapa terkadang kau juga bersikap seperti itu? Kanapa kau begitu membingungkan untukku?
Bagaimana caranya mencairkan hatimu, yang lebih dingin dari sebongkah es??
Apa yang membuatmu tak bisa melihatku disini yang begitu mencintai dengan tulus?
Tak bisakah kau berfikir, bahwa akulah satu-satunya orang yang hanya mencintaimu lebih dari siapapun.
Apakah ad jatuh cinta pada orang yang salah? Jika cinta memang suci, murni, dan benar, lalu mengapa cinta tak bisa memilih? Cinta, takdir, apa mereka saling terkait? Jika cinta itu takdir, lalu mengapa ada takdir yang begitu menyakitkan? Antara cinta dan takdir....... Cinta dipertemukan karena takdir? Atau karena sepasang insan yang terbiasa bersama maka tumbuhlah cinta diantara mereka? Jika cinta itu takdir, lalu adakah takdir yang buruk? Kau percaya takdir? Atau kau percaya cinta? Kau lebih memilih, menunggu cinta datang kepadamu karena sudah ditakdirkan? Atau mencari cinta mu yang sudah ditakdirkan? Atau bahkan berusaha mengejar cintamu dan berharap bahwa dia adlah takdirmu? Jika cinta bisa memilih, apa kau akan memilih cintamu yang sudah ditakdirkan? Atau memillih cintamu sendiri dengan kehendak hatimu tanpa berpikir bahwa Dia adalah takdirmu????
Apa yang membuatmu tidak bisa melihatku disini yang begitu mencintaimu dengan tulus? Tak bisakah kau berpikir, bahwa akulah satu-satunya orang yang hanya mencintaimu lebih dari siapapun.
CERITA GALAU
Membuatmu jatuh cinta kepadaku, jauh lebih sulit daripada membuatmu membenciku.
Akku bahagia, akhirnya kamu mau membuka hatimu untukku, walaupun hanya sedikit celah yang kau buka. Aku percaya, suatu hari nanti kamu akan membukakan pintu hatimu sepenuhnya untukku..
Bukan karena hatimu yang tidak bisa menerimaku. Tapi karena kamu yang tidak mau berusaha untuk menerimaku.
Tak ada yang bisa menyalahkan cinta. Mungkin cinta datang pada waktu yang tidak tepat dan pada orang yang tidak kita harapkan. Tapi itulah cinta, cinta tak pernah salah.
Cinta yang tak pernah di balas ibarat kita berada di depan pintu, tapi tak di bukakan oleh pemiliknya. Dan pintu itu seperti hati orang yang kita cintai, mungkin ada banyak hal yang dapat kita lakukan di depan pintu tersebut, berusaha mengetuk pintu tersebut agar pemiliknya membukanya, berdiri dan diam menunggu di depan pintu agar pemiliknya tersentuh hatinya dan membukakan pintu tersebut, atau justru pergi meninggalkan pintu tersebut dan melupakan segalanya.
Seperti bayangan, aku ingin mengikutimu kemana pun kamu pergi. Tapi aku takut, ketika gelap datang aku akan menghilang dan menjauh darimu.
Aku percaya padamu, bahkan ketika kamu mengatakan bahwa bulan itu persegi, aku akan tetap mempercayaimu.
CERITA MOTIVASI
HANYA SEBUAH KOIN PENYOK
Seorang
lelaki berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Kondisi finansial
keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya menginjak
sesuatu. Ia membungkuk dan menggerutu kecewa. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang
sudah penyok.” Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank.
“Sebaiknya koin ini dibawa ke kolektor uang kuno,” kata
teller itu memberisaran. Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung
sekali, koinnya dihargai 30 dollar. Lelaki itu begitu senang. Saat lewat toko
perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga
30 dollar untuk membuat rak untuk istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan
beranjak pulang.
Di
tengah perjalanan dia melewati bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel
sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan
lemari 100 dollar untuk menukar dengan kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam
gerobak untuk membawa pulang lemari itu.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang
wanita melihat lemari yang indah itu dan menawarnya 200 dollar. Lelaki itu
ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun
setuju dan mengembalikan gerobaknya.
Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya. Ia
merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Tiba-tiba seorang
perampok keluar dari semak-semak, merampas uang itu, lalu kabur.
Istrinya
kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya bertanya, “Apa yang
terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan
apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa
harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan? Sebaliknya, sepatutnya kita
bersyukur atas segala karunia hidup yang telah Tuhan berikan kepada kita,
karena ketika datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa.
Langganan:
Postingan (Atom)