Rabu, 19 Juni 2013

CERPEN REMAJA



VAMPIR
Sekolah Hantu


“Bro loe tau ga nie jam berapa?”. Tanya Sam yang sedari tadi masih meneguk sebotol bir.
“Alahh....palingan masih jam 12 malem. Emang kenapa bro?” Roy pun bertanya.
“Jam 12 ?! Bro ayo kita pulang, sebelum gue jadi bahan makian nyokap gue.” Dengan wajah yang tidak teratur Sam merengek minta pulang. Akhirnya dengan sangat sangat kecewa Roy pun mengabulkan permintaan Sam.
            Sebenernya, Sam adalah nama panggilan bwt Sam. Yahh.. Samidi adalah nama aslinya, tapi karna tidak lulus SNI (Standar Nama Indonesia) jadi manggilnya Sam ajja. Oke...
Di sekolah dia adalah anak yang terkenal badoeng tapi sedikit manja (Pikir aja ndiri gimana sifatnya). Maklumlah anak mami. Dia masih duduk di kelas XII IPA X (ga boleh sebut merk). Sam mempunyai banyak teman, salah emppatnya adalh Roy, Rendy, Surya, dan Sunny. Mereka tergabung dalam The Turthres (alias Tu R Three S).
            Pagi hari yang cerah adalah saat yang tepat untuk mengawali hari dengan semangat. Sam berangkat lebih awal, padahal biasanya dia adalah ketua dari siswa yang terlambat. Sam langsung menuju tempat dimana geng The Turthres berkumpul. Kalian tau dimana mereka biasa berkumpul? Tuilet adalah tempat favorit geng aneh itu. Di sana mereka bisa mengibuli siswa kelas X dengan sesuka mereka tanpa merasa gelisah ada guru yang melihat mereka. Ngapaen juga guru ke tempat terjorok di sekolahan. Ieuhh...
 Karena kebiasan aneh berkumpul di tuilet itulah mereka di juluki ‘Makhluk Tuilet’. Tidak lama kemudian, ke-4 teman anggota lainnya pun datang. 
“Sam, ada yang aneh ga cie sama hari ini?” tanya Roy.
“Aneh apanya? Ini itu adalah hari yang pas & mantab bwt kita ngibulin adik kelas.” Jawab Sam dengan santai sambil melihat sekeliling.
“Bro, loe mau ngibulin siapa? Loe lihat dong, di sini itu ga ada orang kecuali kita”. Rendy menyangkal. “Tau nie, loe mau ngibulin hantu?” Tanya Surya.
“Wa...waduh, kenapa tumben hari ini gue agak sedikit bodoh. (Padahal biasanya juga bodoh) Bener juga kata loe.” Kata Sam.
            Mereka bertanya-tanya mengapa tidak ada seorang pun yang berada di sekkolah ini. Apa mungkin hari ini hari libur? Tapi ga mungkin, hari ini kan hari senin. Mereka mencari-cari seisi sekolah tapi tidak ada orang yang mereka temukan, karna memang tak ada orang di sana. Yang membuat mereka tambah bingung lagi , jalanan menjadi sepi karena tidak ada kendaraan maupun orang yang berlalu-lalang. Tidak ada orang yang bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam benak mereka. “Bro, gimana klo kita ke rumah loe aja? Siapa tau nyokap loe ada di rumah.” Kata Rendy kepada Sam.
“Ide bagus. Let’s go.” Mereka pun meninggalkan sekolah dan menuju rumah Sam. Mereka tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang tertinggal di tuilet sekolah.
            Sesampainya di rumah Sam, mereka tidak melihat ada tanda- tanda kehidupan di dalamnya. Semua ruangan di rumah Sam jika di ibaratkan, seperti baju yang sudah tidak kucel lagi. Bayangkan saja mereka telah mengelilingi seisi rumah Sam hingga satu jam lebih. Tapi, tidak ada orang yang berhasil mereka temukan. Mereka terlihat kelelahan. Hingga akhirnya mereka tertidur di atas sofa sampai malam hari.
“Bro, bangun bro!!” Teriak Sam.
“Kita ada di mana nie bro?” tanya Roy.
“Di rumah gue lah... (berpikir sejenak) Roy, loe tau ga di mana rumahnya bu Nita?” Tanya Sam dengan muka agak serius. “ Tau, tapi..... dimana ya?” berpikir lagi sejenak “Oh ya, alamtnya itu klo ga salah ada di handphone gue.” Mencari- cari handphonenya “Aduh gue lupa. Handphone gue kayaknya ketinggalan di tuilet sekolah deh.” Roy teringat dengan handphone-nya.
“Sam, kenapa loe tanya rumahnya Bu Nita?” Tanya Sunny.
“:Gue pernah denger klo Bu Nita tu pernah ngomong klo ada dunia lain di dalam sekolah ini. Sebenernya ga sengaja denger bro. Waktu itu Bu Nita sedang berbicara dengan Pak Ngadimin. Ya... mudah- mudahan lewat Bu Nita kita bisa mencari tau apa yang sebenernya terjadi.” Kata-kata yang keluar dari mulut Sam terasa berbeda dengan biasanya.
            Mereka langsung menuju ke tempat di mana handphone Roy tertinggal yaitu di tuilet. Tapi, hal aneh kembali terjadi lagi. Ketika mereka meninggalkan rumah Sam, keadaan di luar seperti kembali seperti semula. Mobil, orang, dan yang lainnya berlalu-lalang. Mereka tidak berani bertanya kepada orang* itu. Karena mereka masih curiga dengan apa yang terjadi. Mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju sekolah. Dan tidak seperti yang ada di benak mereka. Banyak siswa-siswi yang berkeliaran di sekolah, mereka memaki seragam sekolah dan membawa tas. Sam dan teman-temannya tambah bingung dengan keadaan ini.
            Sam melihat siswa yang biasa mereka bully. Dia mendekati siswa itu dengan caranya dia. Berjalan dengan senyum berseri, tangan dilambai-lambai, seras bahwa dialah yang punya monas. Sekarang jarak antara Sam dengan siswa itu tinggal setengah meterlah, tapi siswa itu tiba-tiba memukul Sam hingga terjatuh dan tangannya tertusuk paku hingga berdarah. Siswa-siswi yang berada di sekitar Sam terjatuh, tiba-tiba mendekat. Tapi, bukan karna ingin menolong Sam, sebaliknya mereka  ingin memakan darah segar yang mengalir di tangan Sam.
            Tanpa komando dari siapapun. Tiba-tiba tangan Sam di tarik oleh seseorang yang tidak di kenal menuju tuilet. Ternyata teman-teman Sam sudah berkumpul di sana.
“Pak Ngadimin sudah menceritakan semuanya Sam, pada kami.” Kata Rendy. “Sebenarnya kita sekarang sedang berada di dunia vampir. Di dunia ini semuanya kebalikan dari dunia kita. Kamu tadi ketemu sam siswa yang biasa kamu bully kan. Tapi, kamu ga bisa melawan dia setelah dia memukul kamu. Itu juga pengaruh dari dunia vampir ini.” Terang Sunny yang paling cool diantara yang lainnya.
“Sstt... sini deh. Ngomong-ngomong kenapa si tukang kebun itu ikut-ikutan kita dan malah menbantu kita?” Tanya Sam. “He.em...” Pak Ngadimin membuat mereka terkejut.
“Saya ini tidak suka jika ada siswa yang masuk dan terperangkap di sini. Saya ini bisa keluar masuk dunia vampir ini. Pagi hari saya berada di sekolah nyata dan jika amalam hari saya berada di sini. Kalian bisa saja keluar dari sini, tapi keberadaan kalian sudah diketahui oleh Ratu kami. Satu-satunya jalan yaitu dengan melewati ruang ‘Pemisah Dunia’. Ruangan itu berada di toilet wanita, dan sekarang ini ruangan itu pasti telah di kunci oleh Ratu.” Jelas Pak Ngadimin. “Sekarang kunci itu ada di mana pak?” Tanya Sam.
“Kunci itu berada di kantor Kepsek. Tepatnya di laci paling bawah dan bertuliskan ‘DP’ (bukan Dewi Persik). Mungkin kalian harus terus berada di sini sampai keadaan sedikit aman. Karna, setelah tau ada manusia di sini Ratu mulai memperketat penjagaan untuk mencari kalian.” Jawab pria tua itu.
“kenapa kita harus selalu berada di sini?” Roy bertanya.
“karna di sinilah kelemahan para vampir. Bau yang di hasilkan oleh toilet menjadi racun bagi vampir di sini. Dan satu lagi, saya ini bukan vampir!” jelas pak Ngad.
            Ternyata toilet bukan hanya sebagai markas, tetapi juga sebagai penolong bagi ke-5 sahabat itu. Karna penasaran apa yang sedang terjadi di luar sana, Sam dan teman-temannya pun mengikuti Pak Ngadimin yang masuk ke dalam kantor Kepsek.
“Ratu, maafkan saya. Saya harus melindungi ke-5 anak itu. Saya tau apa yang saya lakukan ini melanggar perintah Ratu. Tapi, mereka hanya akan membawa bencana bagi kehidupan kita. Jadi, lepaskan saja mereka Ratu sebelum bencana melanda dunia kita.” Kata Pak Ngadimin. “Lepaskan katamu?! Mereka datang tanpa seizinku. Kamu taukan apa yang harus mereka dapatkan. Dan mereka tidak akan bisa mengacaukan dunia ku. Hahahaaa”
“Baik Ratu.” Pak Ngadimin menunduk sambil memikirkan sesuatu. Tiba-tiba PRAKK.... sebuah guci tersenggol oleh Sam dan menyebabkan para vampir mengejar Sam, Roy, Rendy, Surya dan Sunny.
“Bro, ternyata Bu Nita adalah Ratu dari vampir-vampir ini.” Sambil berlari Sam mengutarakan pendapatnya tentang semua yang terjadi. Tapi, alangkah terkejutnya Sam melihat teman-temannya sudah tidak berada di belakangnya. “Alamaakk... kemana ini teman-teman ku?” Sam berlari menuju toilet, karna menurut dia hanya di sanalah tempat paling aman untuk saat ini.
            Sam berpikir apa yang harus dia lakukan, sampai seisi toilet penuh dengan asap yang keluar dari kepala Sam. Sam berharap apabila semua ini tidak terjadi. Dia ingin merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Tapi itu hanyalah sebuah mimpi, karna dia sekarang ada di dunia vampir. Sekarang Sam hanya bisa meratapi keadaan. Di sela-sela ratapannya Sam teringat akan kunci yang di simpan di kantor Kepsek yang di gunakan untuk membuka ‘Dunia Pemisah’. “Ya, aku harus mendapatkan kunci itu dan kembali ke dunia ku.”
            Sam kemudian memberanikan diri untuk mencari kunci itu. Dia hampir saja tertangkap oleh para vampir yang sedang mencarinya. Para vampir ternyata berkumpul di lapangan tengah. Teman-teman Sam juga ada di sana. Mereka di kelilingi oleh para vampir itu. Tangan dan kaki mereka di ikat dengan tali sedangkan mulut mereka di tutup dengan lakban.
“Anak muda !! sini!!.” Pak Ngadimin menyuruh Sam untuk mendekat dengannya. “Kau ini tidak aman di sini. Jadi kita harus pergi.” Lanjut Pak Ngadimin.
“Tapi pak....” Belum selesai Sam berbicara, Pak Ngadimin menarik tangan Sam dan pergi meninggalkan tempat itu. Dan kalian pasti tau kemana.
“Sebenarnya apa yang para vampir itu lakukan terhadap teman-teman ku pak?”
Tanya Sam dengan wajah cemas. Pak Ngadimin tidak menghiraukan pertanyaan Sam dan malah menyuruh Sam cepat-cepat menemukan kunci itu. Sam masih merasa penasaran dengan apa yang terjadi dengan teman-temannya. Dia meminta Pak Ngadimin menjelaskannya. “Kalian tau kan, kalau kalian dapat di katakan sebagai penyusup di dunia kami. Dan hukuman bagi para penyusup adalah di jadikan tumbal dalam upacara Persembahan Dewa Vampir. Dan acara itu akan dilaksanakn malam ini juga. Teman-temanmu sudah tertangkap dan sekarang mereka mencari mu untuk melengkapi tumbal. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kamu dan teman-temanmu kecuali dengan kunci yang di sembunyikan oleh Ratu. Waktumu tinggal satu jam dari sekarang. Temukan kunci itu dan semua akan berakhir.
            Pak Ngadimin kemudian memberikan cairan pembasmi vampir. Warnanya agak sedikit kekuningan. Tahu kan kalian apa yang ditakuti oleh vampir? Gak usah sebutin deh.
            Sam bergegas mencari kunci ‘DP’. Ini adalah waktu yang tepat karna para vampir sedang berkumpul di lapangan. Tempat yang di tuju Sam adalah ruang Kepsek. Sam bingung, karna dia baru menyadari bahwa diruangan itu banyak sekali laci. Tapi, dengan semangat, Sam mencari hingga banyak waktu yang terbuang hanya untuk mencari kunci itu.
            Laci paling bawah no. 23 dari pintu, tersimpan kunci yang di cari-cari oleh Sam. Pertama kali yang di pikirkan Sam setelah menemukan kunci itu adalah menyelamatkan teman-temannya. Tapi, Sam terlambat. Teman-temannya telah dijadikan tumbal dan tidak bisa diselamatkan lagi. Sam kembali termenung. Dia menyesal dengan apa yang telah terjadi. Kenapa dia tidak menyelamatkan teman-temannya terlebih dahulu baru menemukan kunci itu? Kenapa hanya dia yang tersisa? Kenapa dia tidak mementingkan teman-temannya dan lebih mementingkan keselamatannya sendiri? Banyak ‘kenapa’ yang muncul dalam otaknya.
            Lamunan Sam terganggu, setelah para vampir ingin menangkap Sam. Tapi, dengan adanya cairan pembasmi vampir yang di berikan Pak Ngadimin vampi-vampir itu bisa di kalahkan. Walaupun masih ada yang mengejar Sam hingga sampai di toilet perempuan di mana Dunia Pemisah berada. Sam segera mengunci pintu toilet agar sedikit menghambat si vampir. Semua tidak semudah yang Sam bayangkan, Dunia Pemisah tidak dapat di temukan. Sedangkan para vampir telah berhasil merusak pintu toilet. Detik-detik menegangkan pun terjadi. Di saat itu tangan Sam tertusuk kaca dan para vampir semakin semangat dengan bau darah yang mengalir di tangan Sam. Sam sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai akhirnya.....
            “Sam!!! Ini adalah terakhir kalinya mam nge-banguni kamu. Jika tidak bangun, ya udah...” Sam bangun dan melihat kanan, kiri, atas, bawah. “Mamaaaa....” Berlari sambil memeluk mamanya.
“Makasih ma, karna mama telah menyelamatkan aku dari para vampir.” Mama Sam bingung dengan sikap anak semata wayangnya itu. Muntkin nyawa anaknya itu belum terkumpul atau dia belum minum obatnya.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar